Agritoscan – Pada kesimpulannya, kita membuat opsi ban yang salah buat pacuan,” tutur administrator regu IntactGP, Jurgen Lingg, Pekan( 10 atau 3 atau 2024), sehabis dimulainya masa Moto2 2024 di LINK RGO303, Qatar. Tetapi, regu asal Jerman itu tidak seorang diri. Sehabis lebih dari satu dasawarsa memakai ban Dunlop, pancaroba ke Pirelli betul- betul mengganti suasana di kategori menengah.
Di Losail, bentuk akhir minggu membuat segalanya jadi lebih kompleks. Bimbingan leluasa pertama
Jumat, yang ialah tahap siang hari, tidak membagikan banyak informasi bermanfaat. Tahap bimbingan petang hari berjalan berair. Kualifikasi dijadwalkan pada Sabtu petang, serta setelah itu langsung masuk ke pacuan awal tahun ini dengan sedikit data.
Sebesar 16 pembalap memilah ban balik SC1 Pirelli yang lebih keras serta 13 lebihnya memilah SC0 yang lebih lunak. Nyatanya, ban soft merupakan opsi yang lebih bagus.
Kenyataannya, ketiga pembalap yang naik podium mengenakan ban SC0. Kebalikannya, memo durasi para konsumen SC1 turun ekstrem dalam sebagian permasalahan. Aron Canet, misalnya, menulis durasi tercepat di lap ketiga, dengan durasi 1: 57, 661. Tetapi pada lap kesepuluh, pembalap Spanyol itu melambat jadi 2: 00 perlap.
Memo waktunya bertambah jadi 2: 02 di catok kedua pacuan. Perihal yang serupa jeleknya terjalin pada Tony Arbolino. Semenjak lap kedelapan serta berikutnya, pembalap Italia itu telah melampaui batasan durasi 2 menit.
Tetapi, para atasan klasemen sukses menjaga durasi 1: 59. Terbebas dari itu seluruh, pacuan berjalan lelet, sebab durasi totalitas juara, Alonso Lopez, lebih lelet dekat 13 detik dibanding dengan pacuan masa gugur kemudian dengan ban Dunlop. Perihal ini membuktikan kalau regu sedang wajib banyak berlatih mengenai ban Pirelli.
” Telah nyata kalau kita wajib menginginkan banyak keausan pada kedua ban,” tutur salah satu penggagas Kalex, Alex Baumgartel, mengenai pacuan akhir minggu awal dalam suatu tanya jawab dengan Motorsport- Total. com. Sebab agenda serta situasi cuaca pada Jumat, tim- tim nyaris tidak mempunyai” rujukan” buat ban.
” Tetapi, itu merupakan kejutan kalau mereka membuat tahap besar, apalagi dengan SC0, namun lebih dari itu dengan SC1,” nyata laki- laki Jerman itu.” Itu merupakan pelajaran awal. Pasti saja, itu pula awal kalinya kita berkendara dari grid( dikala menyudahi) serta bukan dari pit. Jadi sedang banyak yang wajib dianalisis serta ditingkatkan di seluruh pandangan.”
Bagi Baumgartel, pertama- tama regu wajib menciptakan bawah buat senyawa terkini ini.
“ Ini lebih mengenai penyeimbang, metode pemanasan, serta gimana membuat ban bertugas. Perihal itu wajib ditemui dalam set- up, serta setelah itu dalam pengaturan bagian mekanis yang lain,” ucapnya.
” Kecekatan pacuan jauh lebih lelet dari tahun kemudian. Belum terdapat yang terletak di tingkat yang pas buat membuat ban bertugas dengan bagus. Saat ini, ini merupakan mengenai melengkapi dasar, serta setelah itu kita wajib menarik kesimpulan. Kita sudah memandang kalau kita sedang belum memakai ban dengan metode yang betul.
World Superbike bukan tolok ukur Moto2
Butuh diketahui kalau Pirelli menyediakan Moto2 dengan ban yang sudah dipakai di World Superbike( LINK ALTERNATIF RGO303) sepanjang bertahun- tahun, serta siapa juga dapat membelinya buat dipakai dengan cara leluasa di sirkuit.